Apa sih itu Stunting?
Apa penyebabnya?
Bagaimana pencegahannya?
Permasalahan gizi di Indonesia saat ini masih cukup memprihatinkan yaitu ditandai dengan meningkatnya jumlah penderita stunting pada balita. Menurut WHO (2014), stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang diakibatkan karena kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, dimana ditandai dengan panjang atau tinggi badan berada di bawah standar. Biasanya stunting terjadi pada anak yang berusia di bawah 5 tahun. Prevalensi stunting pada anak yang nilainya masih di atas 20 persen harus segera di tangani. karena hal tersebut dapat memberikan dampak buruk pada anak yaitu terganggunya pertumbuhan fisik, menghambat perkembangan otak, mengganggu kecerdasan dan daya ingat, serta memicu munculnya penyakit bahkan sampai kematian.
Pada tahun 2024 ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sedang mengupayakan dalam penurunan jumlah stunting hingga mencapai angka 14 persen. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, jumlah prevelensi stunting pada tahun 2021 mencapai 23,5 persen dan pada tahun 2022 turun menjadi 19,5 persen. Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa jika ingin mencapai angka target memang harus diimbangi dengan kerjasama dari semua sektor terkait. Beliau juga menambahkan bahwa penurunan stunting juga harus diimbangi dengan pemberian gizi yang seimbang pada anak.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama dengan Pemerintah Provinsi telah berupaya menjalankan program yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (GEMARIKAN). Program tersebut bertujuan sebagai salah satu bentuk promosi dalam peningkatan konsumsi ikan untuk mempercepat penurunan stunting dan gizi buruk pada anak. Pada bulan Oktober 2023 lalu, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama dengan Dinas Perikanan Kabupaten, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten telah melaksanakan program GEMARIKAN di beberapa wilayah kerja Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar yaitu di Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Magetan. Pada kegiatan tersebut disampaikan bahwa angka konsumsi ikan nasional di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022 mencapai 57,27 kg/kapita, sedangkan untuk target di tahun 2023 sebesar 57,61 kg/kapita dan di tahun 2024 ini sebesar 58,76 kg/kapita. Oleh karena itu, seluruh masyarakat Jawa Timur dihimbau untuk gemar mengkonsumsi ikan, baik itu jenis ikan air tawar maupun ikan air laut.
Menurut Rindawati (2022), Ikan merupakan salah satu sumber bahan makanan yang memiliki banyak kandungan zat gizi serta bermutu tinggi. Pada ikan terkandung asam lemak esensial, omega-3 (DHA), omega-3 (EPA), asam amino, protein, vitamin D, vitamin B12, vitamin B6 dan sumber mineral lain seperti zinc, yodium, kalium dan magnesium. Kandungan protein pada ikan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis protein hewani lainnya. Jumlah asam amino pada ikan juga memiliki komposisi sangat lengkap. Jika anak mengkonsumsi ikan setiap hari maka akan mendapatkan sumbangan gizi yang tinggi pada jaringan tubuhnya. Kandungan gizi yang terdapat pada ikan sangat baik dan bermanfaat untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Manfaat dari mengkonsumsi ikan setiap harinya dapat meningkatkan kecerdasan otak dan fokus pada anak, memperbaiki kemampuan penglihatan mata, mencegah terjadinya eksim pada kulit, serta meningkatkan imunitas dan daya ingat pada anak.
Jenis ikan yang memiliki kandungan gizi tinggi dan cocok untuk dikonsumsi oleh anak dan dapat mencegah stunting pada anak adalah ikan salmon, ikan dori, dan ikan tuna. Namun jenis ikan tersebut harganya cukup mahal. Para bunda tidak perlu khawatir karena ada beberapa jenis ikan lokal yang harganya cukup terjangkau namun juga memiliki kandungan gizi yang tinggi, seperti ikan kembung, ikan tongkol, ikan bandeng, ikan patin dan ikan lele. Sehingga anak-anak masih tetap bisa mengkonsumsi ikan setiap harinya. Sangat penting untuk diperhatikan bagi para bunda agar tetap peduli dengan makanan yang dikonsumsi oleh anak, agar anak tetap sehat dan terhindar dari stunting maupun gizi buruk. Para bunda juga harus pandai dalam memilih jenis ikan yang cocok bagi anak. Jenis ikan dan cara pengolahannya juga dapat mempengaruhi kandungan gizi yang ada di dalam ikan. Pilihlah ikan yang segar dan memiliki kandungan gizi yang tinggi. (Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Blitar)
Sumber:
Rindawati. (2022), Decreasing Stunting Rate Through the Community Eating Fish Movement. Proceesing of International Conference in Social Science. University of Merdeka Malang. Vol 3 (1): 45-51.
World Health Organization. (2014). WHA Global Nutrition Targets 2025: Stunting Policy Brief. Geneva: World Health Organization.
Tag