Jaring insang, atau dikenal juga sebagai gill net, merupakan alat penangkapan ikan yang memiliki bentuk empat persegi panjang. Alat ini memiliki mata jaring yang sama ukurannya di seluruh bagian, dengan lebar jaring yang lebih pendek dibandingkan dengan panjangnya. Jumlah mesh depth, atau kedalaman jaring, juga lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah mesh size, atau ukuran mesh, pada arah panjang jaring. Pada bagian atas jaring terdapat tali ris dan pelampung untuk menjaga jaring agar mengapung, sementara pemberat diletakkan pada bagian bawah jaring untuk menjaganya agar tetap tenggelam. Jaring insang dapat terentang secara efektif dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu daya apung dari pelampung yang mendorong ke atas dan pemberat serta berat jaring yang menarik ke bawah.
Kenapa disebut dengan jaring insang ? karna pada sebagian besar ikan yang tertangkap dengan alat penangkapan ini tersangkut / terpuntal pada bagian insang ikan.
Jenis Jaring Insang ini dikelompokan berdasarkan cara pengoperasiannya dibedakan menjadi 3 jenis yaitu: Jaring insang Permukaan, jaring insang dan pertengahan atau biasa disebut dengan jaring insang hanyut, jaring insang dasar atau jaring insang tetap.
Proses Pengoperasian Jaring Insang
Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara menghadang gerombolan ikan pelagis atau demersal biasanya ditebar dengan metode melawan arus air laut, sehingga ikan akan terjerat jaring dapa bagian insang. Jaring insang dapat dioperasikan secara menetap, dihanyutkan, melingkar, atau terpancang pada permukaan, pertengahan, atau dasar perairan. Alat ini bisa berbentuk satu lapis atau berlapis. Proses pengoperasian dimulai dengan mengarahkan kapal ke tengah dan melakukan pemasangan jaring ikan oleh Anak Buah Kapal (ABK) atau biasa disebut dengan setting API. kebutuhan waktu setting bervariasi tergantung dari jumlah API yang digunakan, setelah pelaksanaan setting Jaring insang akan berbentuk tegak lurus terhadap arus air, dan akan didiamkan selama beberapa menit / jam tergantung pada situasi dan kondisi serta jumlah API yang digunakan sehingga akan menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah berkumpul di sekitar rumpon atau fishing Ground. Selanjutnya, gerombolan ikan yang berenang akan terjerat atau terpuntal pada bagian operculum (penutup insang) atau biasanya pada bagian srip dan ekor. selama masa menunggu biasanya kapal akan menurunkan jangkar atau akan dihanyutkan (Drifting), setelah masa drfiting dirasa cukup dan jumlah ikan yang terkumpul / tertangkapndianggap memadai selanjutnya akan dilaksanakan pengangkatan alat penangkapan ikan atau biasa disebut dengan Haulling. , hauling dengan menarik jaring ini dari dasar perairan ke permukaan (jaring ditarik ke atas kapal). proses penarikannya pun berbeda, ada yang menarik bagian Pelampung dan pemberat secara terkumpul (bagian atas dan bagian bawah jaring dijadikan satu) biasanya cara ini dilaksanakan oleh nelayan tradisional dan jumlah awak kapal sedikit, ada pula yang menarik dengan metode bagian pelampung , badan jaring dan pemberat ditarik secara terpisah namun bersamaan. Selama masa pengangkatan API seluruh hasil tangkapan dan jaring ditarik ke atas kapal dan akan dilaksanakan penyortiran hasil tangkapan berdasarkan ukuran hasil tangkapan.
Share Berita