Hubungi Kami
Telp. (031) 8281672
News Photo

Pertemuan Penyusunan Pengelolaan Kawasan Konservasi di Kabupaten Situbondo

Rabu, 18 September 2024, Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo melalui Seksi Konservasi Kelautan melaksanakan kegiatan Pertemuan Penyusunan Pengelolaan Kawasan Konservasi bertempat di Desa Pasir Putih Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo. Tujuan dari Kegiatan ini adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat di kawasan pesisir. Peserta terdiri dari Kepala Desa dan perangkat desa Pasir putih perwakilan Pokmaswas dan penggiat konservasi di Kabupaten Situbondo. Narasumber Kegiatan yaitu Feri Zainur Rofiq, S.Pi selaku Pengelola Produksi Perikanan Tangkap ahli muda Dinas Perikanan Kabupaten Situbondo; Bapak Afrian Imawan, S.T. Analis Pengusahaan Jasa Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, dan Ibu Citra Satyra Utama Dewi, S.Pi., M.Si akademisi dari Universitas Brawijaya. Moderator kegiatan yaitu Ibu Dewi Nur Setyorini, S.Pi., M.Ling Kepala Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Situbondo.

Kawasan pesisir Pasir Putih merupakan salah satu daerah pencadangan kawasan konservasi di Jawa Timur dan secara dokumen sudah siap untuk ditetapkan. Berdasarkan regulasi segala bentuk kegiatan atau pemanfaatan ruang laut secara menetap harus memiliki KKPRL, terutama di kawasan konservasi. Tahapan KKPRL meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, dan pengawasan. Kabupaten Situbondo memiliki ekosistem pesisir sangat kompleks diantaranya ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove, dan ekosistem lamun. Kabupaten Situbondo memiliki ekosistem pesisir sangat kompleks diantaranya ekosistem terumbu karang, ekosistem mangrove, dan ekosistem lamun. Pengelolaan kawasan pesisir masih pada tahap ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove, akan tetapi belum masuk pada ekosistem lamun. 

Pemerintah Kab. Situbondo, Cabang Dinas, serta Akademisi telah berkolaborasi untuk melakukan pengelolaan ekosistem pesisir terutama lamun melalui upaya penyadartahuan kepada masyarakat, praktek transplantasi lamun dan upaya-upaya perlindungan lainnya. Pengelolaan berbasis kolaborasi akan lebih efektif dan bisa berjalan sesuai target konservasi karena ada peran serta dari masyarakat secara langsung.

Seagrass / lamun yang ada di Indonesia terdapat 17 spesies, namun yang mudah untuk identifikasi ada 12 spesies. Faktor utama yang mempengaruhi kehidupan lamun ialah substrat atau tanahnya, sedangkan parameter kesuburan lamun dapat dilihat melalui keberadaan dugong. Sebaran lamun di Jawa Timur hampir dijumpai diseluruh wilayah pesisir. Tantangan yang dihadapi terkait kelestarian lamun ialah reklamasi, selain itu kurangnya pemahaman masyarakat sehingga secara tidak sadar bisa merusak ekosistem lamun. Masyarakat bisa berperan serta untuk menjaga kelestarian lamun dengan cara mensupport data melalui aplikasi seagrass spotter yang tersedia di google playstore..

 


Berita ini telah diakses 13 kali

Share Berita

Komentar