Kolam Lele Keluarga

Dinas Kelautan dan Perikanan berkomitmen mewujudkan mendukung program kemandirizn pangan pemerintah melalui produk hasil budidaya yang aman pangan berdaya saing. KoLeGa (Kolam Lele Keluarga) murni inisiatif dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jatim dalam upaya peningkatan konsumsi makan ikan untuk kemandirian pangan tingkat rumah tangga. Kegiatan ini secara langsung melibatkan masyarakat untuk secara aktif melakukan kegiatan budidaya dengan memanfaatkan lahan di pekarangan. 

Berdasarkan data KKP, angka konsumsi ikan Jawa Timur pada tahun 2021 yakni 42,45 kg/perkapita. Angka ini masih dibawah angka konsumsi ikan nasional yakni 55,37 kg/kapita. Isu stunting menjadi salah satu target pengembangan pembangunan khususnya di Jawa Timur. Selain untuk pemenuhan konsumsi ikan, diharapkan kegiatan KoLeGa mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat penerima. Budidaya yang diangkat dalam kegiatan KoLeGa yakni budidaya ikan lele. Budidaya lele dianggap paling relevan diterapkan pada pembudidaya tingkat pemula. Selain tidak memerlukan lahan yang luas karakteristik lele yang memiliki daya tahan yang kuat di air yang tidak jernih dan tidak membutuhkan volume air yang tinggi sangat cocok diterapkan di lapangan. Hasil budidaya ikan lele di halaman rumah selain bisa dikonsumsi sendiri juga bisa dijual. Inovasi  ini membuktikan bahwa dengan penerapan KoLeGa pada keluarga – keluarga di Jawa Timur, khususnya wilayah dengan jumlah stunting dapat meningkatkan konsumsi akan protein hewani yang berasal dari hasil budidaya Kolam Lele Keluarga. 

Ide Inovatif

Latar Belakang Inovasi:

1. asih tingginya angka stunting, salah satu upaya yang dapat dilakukan di bidang perikanan budidaya yakni dengan pemenuhan gizi khususnya protein hewani melalui program KoLeGa
2. Bantuan pada warga umumnya berupa barang habis pakai sehingga akan membuat ketergantungan pada bantuan pemerintah, melalui program ini bantuan penerima KoLeGa didorong untuk secara mandiri memenuhi kebutuhan dan mendapatkan penghasilan melalui kegiatan budidaya lele.
3. Angka konsumsi ikan di Jawa Timur masih rendah jika dibandingkan dengan angka konsumsi ikan nasional.
4. Memasyarakatkan kegiatan budidaya sebagai salah satu upaya kemandirian pangan dan peningkatan taraf ekonomi.

Tujuan Inovasi:

1. Meningkatkan asupan gizi masyarakat terutama protein hewani melalui konsumsi ikan dengan harapan  dapat mengurangi angka stunting. 
2. Meningkatkan minat masyarakat dalam melaksanakan budidaya ikan dengan baik dan benar dengan memanfaatkan pekarangan rumah secara maksimal melalui pengembangan teknologi perikanan budidaya yang praktis untuk dapat diterapkan oleh masyarakat luas. Budaya makan ikan lele masih belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat meskipun harga jual lele relatif terjangkau. Budidaya ikan lele memiliki kelebihan antara lain kandungan nutrisi ikan lele sangat tinggi sehingga mampu menjadi alternatif pilihan sebagai pemenuhan sumber protein hewani, mudah dibudidayakan dan cepat panen.
3. Pendampingan teknis KoLeGa pada keluarga secara langsung dari pendederan benih hingga pemanenan, untuk mewujudkan kemandirian pangan tingkat rumah tangga.

Keselarasan Dengan Kategori dan Kriteria Yang Dipilih

Kategori yang dipilih yakni Inovasi pelayanan Pelayanan Publik yang Inklusif dan Berkeadilan. Ide utama dari Inovasi ini adalah pengembangan kegiatan budidaya untuk keluarga dengan anak kondisi stunting, kegiatan budidaya tidak harus dilaksanakan dengan lokasi yang luas dengan modal yang besar. Budidaya dapat dikemas secara sederhana dan ringkas tetapi hasilnya tetap optimal dan mampu mencukupi kebutuhan protein hewani bagi anak stunting dan bahkan dapat menambah pendapatan bagi keluarga. 

Nilai Kebaruan Inovasi (Kebaruan, Nilai Tambah, Keunikan)

1. Sasaran penerima KoLeGa tahun 2023 merupakan keluarga yang memiliki anak kondisi stunting tetapi juga masyarakat miskin atau ekonomi rendah
2. Teknologi yang diterapkan cukup mudah dipelajari, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi asalkan dilakukan dengan teknologi yang tepat. 
3. Program KoLeGa dilaksanakan di satu desa dengan beberapa jumlah penerima, jika kegiatan budidaya yang dilakukan secara kontinyu maka akan terbentuk kelompok perikanan baru dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. 

Wadah yang digunakan merupakan kolam dengan ukuran 1 m3, yang tidak memerlukan tempat yang luas.  Selama ini budidaya lele identik dengan kolam bundar dengan diameter minimal 3 m atau dengan bak beton

PANDUAN KOLEGA