Hubungi Kami
Telp. (0343) 7726361
News Photo

Pelepasan Ikan Wader Cakul (Puntius binotatus) Jatimbulan Berdasarkan Keputusan Mentri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Tahun 62 Tahun 2024

  • Berita
  • 10 September 2024
  • UPTLabkeskanling

Ikan Wader Cakul (Puntius binotatus) merupakan ikan lokal hasil tangkapan di sumber mata air Umbulan yang dilakukan oleh UPT Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan pada tahun 2012 kemudian dilakukan adaptasi dan pemeliharaan pada kolam terkontrol serta pemberian pakan buatan. Selanjutnya dilakukan percobaan pemijahan secara alami hingga bisa menghasilkan benih, kemudian dari benih tersebut dilakukan pemilihan calon induk terbaik hingga menghasilkan indukan generasi baru.

Ikan Wader Cakul memiliki ciri khas yaitu memiliki bintik hitam pada samping sirip punggung dan tengah batang ekor, bentuk tubuh pipih dan manjang serta berwarna coklat keemasan pada tubuhnya. Ikan Wader Cakul telah dikenal sejak lama dan disebut juga ikan sungai/kali, namun belum memiliki legalitas dari pemerintah sehingga perlu dilakukan Pengenalan Ikan Wader Cakul dalam rangka mendapatkan legalitas dari Menteri Kelautan dan Perikanan. untuk mengidentifikasi, mengadaptasi terhadap lingkungan budidaya dan pakan serta mendosmestikasikan ikan wader melalui penguasaan biologi reproduksinya sehingga siklus hidup ikan wader dapat diketahui. Keberhasilan domestikasi akan dapat menghasilkan benih untuk budidaya, yang perlu mendapatkan persetujuan Menteri Kelautan dan Perikanan terhadap pelepasan ikan Wader Cakul (Puntius binotatus). Metode yang digunakan dengan dengan kegiatan domestikasi untuk menjadikan ikan wader sebagai ikan budidaya yang memiliki aspek ekonomi dan kelestarian.

Tabel Deskripsi Ringkas Ikan wader cakul 

Karakter

Keterangan

Nama LatinPuntius binotatus
Nama IndonesiaIkan Wader Cakul
KeunggulanMudah dibudidayakan, efisiensi pakan rendah, ketahan kualitas air dan penyakit, dressing percentage tinggi
Manfaat
TeknologiDapat dipijahkan secara alami dan tahan terhadap penyakit A. hydrophila
EkonomiFCR rendah
SosialMemiliki kandungan gizi yang baik untuk dikonsumsi masyarakat
LingkunganBisa menjadi indikator perairan yang baik

Dengan memperhatikan keunggulan ikan wader cakul diatas, dilakukan pengajuan permohonan pelepasan ikan Wader Cakul hasil domestikasi agar dapat didistribusikan ke masyarakat untuk mendorong peningkatan produksi dan kelestarian ikan lokal. Ikan Wader Cakul yang dikembangkan di UPT Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan selanjutnya diberi nama “Ikan Wader Cakul Jatimbulan”. Sebagai jenis ikan baru yang merupakan hasil domestikasi maka ikan wader yang beredar di masyarakat telah ditetapkan pelepasan tentang Jenis Ikan Baru yang Akan Dibudidayakan menetapkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Tahun 62 Tahun 2024 tanggal 23 Agustus 2024 tentang Pelepasan Ikan Wader Cakul (Puntius binotatus) Jatimbulan.

No

Deskripsi 

Keterangan/Nilai

1.

Informasi sumber ikan wader cakul (Puntius binotatus) jatimbulan

 

 

a. Waktu awal koleksi

Tahun 2012

 

b. Daerah asal

Desa Sidepan, Kecamatan Winongan, Kabupaten Pasuruan

 

c.Pelaksana

UPT Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pasuruan, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur

 

d.Keunggulan Varietas

a. Konversi pakan rendah

b. Bisa diproduksi sepanjang tahun

c. Tahan terhadap penyakit, khususnya yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila

d. Bagian yang bisa dikonsumsi tinggi (edible portion)

e. Nilai toleransi kualitas air tinggi dan

f. Indikator perairan tersebut baik.

 

Taksonomi

 

 

a. Famili

Cyprinidae

 

b. Genus

Puntius

 

c. Spesies

Puntius binotatus

 

d. Nama dagang

Benter, beunter, dan bunter (Jawa Barat), sesepadak dan tanah (Sumatera Selatan), bada putia (Sumatera Barat), pujan (Kalimantan Selatan), tewaring (Kalimantan Timur), bilak, klemar, dan wader cakul (Jawa Tengah)

 

e. Nama Indonesia

Ikan wader cakul

3.

Keunggulan

 

 

a. Fenotipe

 

 

1)Pertumbuhan Bobot Harian pada Pembesaran (%/hari)

3,01 - 3,11

 

2)Pertumbuhan Panjang Harian pada Pembesaran (%/hari)

3,12 - 3,18

 

3)Produktivitas

 

 

a) Pembenihan

 

 

(1) Sintasan (%)

80 - 90

 

(2) Rentang Panjang (cm)

1 - 2

 

b) Pembesaran

 

 

(1) Sintasan (%)

60 - 72

 

(2) Bobot Akhir (g)

2,92 - 3,09

 

(3) Konversi Pakan

0,13 - 0,2

 

b. Genotipe

 

 

Heterosigositas

0,1065 – 0,1529

4. 

Karakter Reproduksi

 

 

a. Umur pertama matang gonad (bulan)

 

 

a)Jantan

8

 

b) Betina

8

 

b. Fekunditas (butir telur/kg induk)

501.504 - 673.896

 

c. Perbandingan jantan dan

betina

2 : 1

 

d. Derajat pembuahan (%)

75 - 80

 

e. Derajat penetasan (%)

63 - 85

 

f. Teknis pemijahan

Alami

 

g. Musim pemijahan

Sepanjang musim

 

h. Diameter telur (mm)

0,8 - 0,9

 

i. Rematurasi induk (bulan)

 

 

a)Jantan

2 - 3

 

b) Betina

4 - 5

5.

Status Kesehatan Ikan

 

 

a. Bakteri

Aeromonas hydrophila

 

b. Jamur

Tidak diketahui

 

c. Parasit

Tidak diketahui

 

d. Hama

Tidak diketahui

 

e. Virus

Tidak diketahui

6.

Toleransi Terhadap Lingkungan

 

 

a. Salinitas (g/L)

0 - 1

 

b. Suhu (°C)

16 - 35

 

c. Oksigen Terlarut (mg/L)

>0,2

 

d. pH

6 - 10

7.

Sediaan Induk (ekor)

 

 

1)Jantan

632

 

2)Betina

492

8.

Manfaat

 

 

a. Teknologi

Dapat dipijahkan secara alami dan tahan terhadap penyakit, khususnya yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila

 

b. Sosial

Sebagai kegiatan pelestarian ikan di Jawa Timur (restocking) dan memiliki kandungan gizi yang baik untuk dikonsumsi oleh anak-anak serta ibu hamil

 

c. Ekonomi

Memiliki konversi pakan rendah, nilai dressing percentage tinggi, dan banyak disukai masyarakat untuk dikonsumsi

 

d. Lingkungan

Bisa menjadi indikator perairan yang baik dan sebagai stok plasma nutfah di perairan serta kegiatan budi daya yang ramah lingkungan

 


Berita ini telah diakses 1059 kali

Share Berita

Komentar