Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2024, Jawa Timur berhasil mencatatkan sejarah dimana angka kemiskinannya mencapai satu digit yakni 9,79 persen.
angka kemiskinan periode Maret 2024 ini turun sebesar 0,56 persen poin dari periode sebelumnya Maret 2023 yang mencapai 10,35 persen. Ia menyebut, penurunan angka kemiskinan ini menjadi penurunan kemiskinan tertinggi secara nasional.
Lebih lanjut, penurunan angka kemiskinan Jawa Timur pada periode ini setara dengan penurunan sebanyak 206.120 jiwa. Dan menjadikan Jawa Timur berkontribusi sebesar 30,34 persen terhadap penurunan kemiskinan nasional.
Jawa Timur juga menjadi provinsi yang tertinggi menurunkan angka kemiskinan se-Pulau Jawa. Diketahui Jawa Tengah menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,30 persen poin dari 10,77 persen pada periode Maret 2023 menjadi 10,47 persen di tahun ini.
Sedangkan angka kemiskinan Jawa Barat turun 0,16 persen poin dari periode Maret 2023 sebesar 7,62 persen menjadi 7,46 di Maret 2024 ini. Hal ini pun patut disyukuri karena beberapa program yang dijalankan Pemprov Jatim berhasil membuat angka kemiskinan turun secara signifikan.
Pj. Gubernur Adhy mengungkapkan, capaian penurunan angka kemiskinan di Jatim ini diupayakan melalui program penanggulangan kemiskinan Jatim Satya yakni Jatim Sejahtera dan Mulia. Terdapat tiga strategi yang ada di dalamnya.
Pertama, memenuhi kebutuhan dasar dan mengurangi beban pengeluaran berupa PKH Plus, Asistensi Sosial Penyandang Disabilitas (ASDP), Pembiayaan Kesehatan Untuk Masyarakat Miskin (Biakesmaskin) Pendidikan Gratis Berkualitas (KANTISTAS) melalui Biaya Penunjang Operasional Penyelenggaraan Pendidikan (BPOPP).
Kedua, meningkatkan pendapatan berupa Program Pemberdayaan Usaha Perempuan (Jatim Puspa), Program Pemberdayaan Ekonomi Kolaboratif, Inklusif, Berkelanjutan, Mandiri dan Sejahtera (Peti Koin Bermantra).
Kemudian Program Kredit Sejahtera (Prokesra), bantuan permodalan untuk bumdesa, bantuan usaha untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan bantuan usaha untuk Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE).
Ketiga, mengurangi wilayah kantong-kantong kemiskinan berupa rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) bekerja sama dengan Dinas PU Bina Marga, Kodam V/Brawijaya dan Lantamal V, kemudian jambanisasi serta program elektrifikasi.
Beliau menambahkan target menurunkan angka kemiskinan berdasarkan patokan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), kemiskinan Jatim 2025 sebesar 9,4 - 8,9 persen. Menurutnya, hal itu bisa terwujud karena program masih harus diselesaikan hingga Desember 2024.
Sumber : https://radarmalang.jawapos.com/nusantara
Tag