Hubungi Kami
Telp. (0336) 721918
News Photo

PANTAI DAMPAR POTENSI BESAR DI SELATAN KABUPATEN LUMAJANG

Dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 74 Tahun 2018 Tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas, dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur pada Pasal 30 bagian Wilayah Kerja UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Puger mendapatkan wilayah kerja di 2 (dua) Kabupaten, yakni Kabupaten Jember dan Kabupaten Lumajang. 

Di Kabupaten Jember selain di Kecamatan Puger sebagai sentra aktifitas nelayan terdapat beberapa wilayah/kecamatan yang memiliki tempat pendaratan ikan diantaranya adalah Pantai Paseban di Kecamatan Kencong, Pantai Kepanjen di Kecamatan Gumukmas, Pantai Watu Ulo di Kecamatan Ambulu, serta Pantai Bande Alit di kecamatan Tempurejo. 

Di Kabupaten Lumajang juga terdapat beberapa wilayah pendaratan ikan diantaranya adalah Pantai Nggodek di Kecamatan Tempursari serta Pantai Dampar di Kecamatan Pasirian. Kedua Pantai ini cukup terkenal keindahan pantainya di wilayah lumajang dan sekitarnya, banyak wisatawan yang berlibur di kedua pantai tersebut khususnya pantai dampar. 

Pada hari Jumat Tanggal 20 Desember 2024, UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Puger mensurvey wilayah potensi perikanan di kabupaten lumajang tepatnya di pantai dampar. Rombongan yang dipimpin oleh bapak kepala pelabuhan ini berkunjung ke wilayah tersebut guna menggali informasi terkait potensi yang bisa digali dalam mewujudkan program utama pemerintah dalam mewujudkan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan bagi nelayan. 

Pantai Dampar ini berada di dusun  dampar desa bades kecamatan pasirian kabupaten lumajang, daerah ini merupakan salah satu wilayah dengan potensi perikanan. Terdapat 30 armada kapal berjenis jukung speed berbahan fiber dengan ukuran 1 GT menggunakan mesin tempel ketenteng ukuran 13 PK dengan jumlah nelayan antara 70-80 orang. Keunikan lain dari nelayan lokal ini adalah mereka selalu saling bahu membahu memikul kapal mereka ketika mereka hendak berangkat melaut, dimana tempat sandar perahu mereka terletak di muara sehingga harus dipikul ke laut bila akan melaut. Begitu juga sebaliknya, mereka saling bahu membahu untuk memikul kapalnya bila selesai melaut ke tempat sandar mereka semula.           

Adapun alat tangkap yang dipakai oleh warga nelayan setempat adalah berjenis jaring berukuran 2 inch sampai dengan 7 inch, pancing rawai, dan hand line dengan jenis ikan tangkapan antra lain ikan pelagis kecil, ikan pari, ikan jenis karang serta lobster. Sedangkan sistem kerja yang dilakukan adalah one day fishing yakni biasanya berangkat setelah sholat shubuh dan kembali jam 10 pagi. 

 

Ketika disinggung terkait pengelolaan dan fungsi TPI, warga nelayan mengatakan sudah lama gedung itu tidak berfungsi sudah sekitar 5 tahunan sejak gedung itu mulai ditinggalkan oleh nelayan, alasannya adalah tidak adanya petugas yang berjaga di wilayah tersebut sehingga nelayan lebih memilih bongkar hasil tangkapan mereka ketempat lain yang lebih mudah diakses untuk menimbang hasil tangkapannya yakni digudang pedagang yang jaraknya tidak jauh sekitar 500 meter dari gedung TPI Dampar. 

Masyarakat nelayan setempat berharap ada perhatian lebih dari pemerintah untuk nasib mereka, dengan mengaktifkan kembali TPI setempat karena selama ini mereka merasa terisolasi dalam memasarkan ikan hasil tangkapan mereka, meraka mengatakan bahwa hanya ada 1 orang pedagang yang membeli ikan hasil tangkapan mereka, sehingga mereka merasa dimonopoli oleh pedagang, karena pengendalian harga ikan dikuasai sepenuhnya oleh pedagang tersebut. Mereka berharap dengan aktifnya gedung TPI ada banyak pedagang yang datang untuk membeli ikan hasil tangkapan nelayan, sehingga harga ikan di wilayah tersebut bisa kompetitif dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat nelayan. 

Mereka juga berharap pemerintah bisa membangun akses jalur keluar masuknya  kapal di wilayah tersebut, agar nelayan lebih mudah dalam mengakses keluar masuknya kapal dari laut ke pantai tempat sandar kapal mereka sehingga pendistribusian ikan hasil tangkapan bisa lebih lancar tanpa harus menunggu banyak orang untuk memikul kapal ke tempat sandar mereka sehingga mutu ikan tangkapan nelayan bisa tetap terjaga. Mereka berharap perhatian pemerintah dalam membangun akses jalur kapal ini bisa menjadi solusi atas permasalahan yang dihadapi saat ini di wilayah mereka.  

Selain perikanan tangkap banyak potensi lain yang bisa digali di wilayah tersebut, diantaranya adalah pembudidayaan ikan, terlihat di beberpa tempat banyak warga masyarakat memilliki jaring anco di muara disekitar TPI Dampar tersebut.

Letak topografinya yang strategis membuat wilayah tersebut mempunyai banyak peluang yang bisa digali. Salah satunya adalah pesona keindahan pantai selatan, hal tersebut berpotensi menjadi ekowisata yang sangat potensial. Sehingga dapat  memberikan kesejahteraan yang lebih untuk masyarakat sekitar.  Kawasan TPI Pantai Dampar yang indah dan asri bisa kolaborasi bidang tangkap, KPP, P3KP serta Budidaya dan wisata bahari serta konservasi

Kunjungan ini dipimpin oleh bapak Muh. Ichsan Budianto, S.Pi., M.T selaku Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Pantai Puger bersama bapak Juniadi Prayitno, S.P. Selaku Kepala Sub bagian Tata Usaha, bapak Eko Agung Kurniawan, S.Pd., M.Sos. selaku Kepala Seksi Tata Kelola serta Ubaid Hidayatullah, A.Md.Pi., selaku Asisten pengelola produksi perikanan tangkap dan Andika Staff UPT PPP Puger. 


Berita ini telah diakses 158 kali

Share Berita

Komentar